Sejak pagi, ratusan orang terlihat memadati area pengadilan. Kondisi itu membuat situasi di sekitar ruang sidang menjadi tidak kondusif. Ketegangan meningkat ketika beberapa orang dari kelompok keamanan internal tergugat melakukan tindakan yang menghambat kerja awak media. Seorang jurnalis dari redaksi MHI bahkan mengaku didorong dan dihalangi saat berusaha mendokumentasikan proses persidangan.
Peristiwa tersebut menuai reaksi keras dari berbagai pihak. Aparat penegak hukum (APH) yang berjaga di lokasi dipandang tidak bertindak tegas. Mereka dinilai hanya berdiam diri tanpa mengambil langkah konkret untuk mengendalikan situasi maupun melindungi kebebasan pers.
“Seharusnya aparat bersikap tegas. Kehadiran massa dalam sidang harus melalui prosedur resmi, bukan justru menimbulkan intimidasi,” ungkap seorang pemerhati hukum dan lingkungan yang hadir langsung di pengadilan.
Selain itu, perilaku sebagian massa yang berteriak-teriak dan berpakaian tidak pantas seperti menggunakan celana pendek di area pengadilan juga menuai kritik. Sikap tersebut dianggap merendahkan wibawa lembaga peradilan dan mencederai prinsip keterbukaan sidang.
Sidang perkara ini akan berlanjut pada agenda berikutnya. Publik berharap proses hukum berjalan tertib, dengan aparat lebih sigap menjaga keamanan, serta memastikan kebebasan pers tetap dihormati.